BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk
menjadi manusia. Manusia memiliki ciri khas yang secara prinsipiil berbeda dari
hewan. Ciri khas manusia yang membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan
terpadu dari apa yang di sebut sifat hakikat manusia. Disebut sifat hakikat
manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan
tidak terdapat pada hewan. Oleh karena itu, strategis jika pembahasan tentang
hakikat manusia ditempatkan pada seluruh pengkajian tentang pendidikan, dengan
harapan menjadi titik tolak bagi paparan selanjutnya. Untuk mencapai
pengetahuan hakikat manusia tersebut maka akan dikemukakan materi yang meliputi
: pengantar hakikat manusia, pendekatan, pengertian dan tinajuan hakikat
manusia.
2.
Tujuan
Adapun tujuan
menyusun makalah ini untuk mengetahui tentang pendekatan, pengertian, dan
tinjauan Hakikat Manusia.
BAB II
HAKIKAT MANUSIA
1.
Pengantar
Setiap mahasiswa Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK) perlu mengkaji tentang hakikat manusia. Ini merupakan
tuntutan ilmiah dalam setiap pengkajian sesuatu yang berkaitan dengan
pendidikan. Dalam hal lain megkaji hakikat manusia juga dapat memantapkan rasio
dan nurani para pengkaji akan pentingnya kajian tersebut. Ada tiga alasan dalam
dunia pendidikan perlunya mengkaji hakikat manusia. Yang pertama adalah bahasan
tentang hakikat manusia mengantar pengkajinya untuk memiliki hikmah mengenai
manusia. Alasan yang kedua adalah tujuan institusional atau tujuan LPTK yang
utama adalah melahirkan tenaga kependidikan dalam berbagai posisi (guru dan non
guru). Yang mana manusia sebagai subjek dan objek dalam pendidikan. Menjadi
subjek apabila sebagai pendidik, dan objek sebagai peserta didik. Alasan yang
ketiga adalah pandangan calon tenaga kependidikan tentang konsep manusia
menetukan bagaimana ia memperlakukan manusia lain dan ke mana manusia tersebut
dibawa.
2.
Pendekatan Dalam Pengkajian Manusia
Secara
sederhana ilmu adalah pengetahuan yang sudah tersusun, diklasifikasikan,
diorganisasi, disistematisasi dan diinterprestasi yang menghasilkan kebenaran
objektif yang sudah diuji dan dapat diuji ulang secara ilmiah (Astim Riyanto,
2000). Sementara pengetahuan adalah segala sesuatu atau hal yang diketahui
melalui tangkapan pancaindera, rasio, firasat, intuisi dan pengetahuan sikap.
Dan pendekatan dapat diartikan sebagai suatu titik tolak atau sudut pandang
terhadap proses pembelajaran.
Dalam
mengkaji manusia awalnya dilakukan dengan pendekatan monodisiplin. Pendekatan
monodisiplin biasa disebut dengan pendekatan struktural. Pendekatan struktural
adalah suatu model atau bentuk pendekatan yang hanya memperhatikan satu
disiplin ilmu tanpa menghubungkan dengan struktur ilmu lain.
Seiring
berjalannya waktu pengkajian manusia dengan menggunakan pendekatan monodisiplin
dianggap kurang cocok karena pada dasarnya manusia itu adalah makhluk
multidimensional. Manusia sebagai makhluk individu yang memiliki unsur jasmani
dan rohani, unsur psikis, unsure jiwa
dan raga. Akan tetapi manusia juga disebut dengan makhluk social karena dalam
kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat berdiri sendiri, pasti ia memerlukan
bantuan sesame untuk memenuhi segala kebutuhan hidup. Selain itu dalam
menjalankan kehidupannya, manusia pasti melakukan kegiatan interaksi social.
Dimana interaksi social merupakan hubungan timbale balik yang saling
mempengaruhi antar individu, kelompok social, dan masyarakat. Maka dari itu
manusia dapat dikaji dengan menggunakan berbagai disiplin ilmu.
Dalam
mengkaji manusia terdapat 2 pendekatan yang dapat digunakan yaitu:
1.
Pendekatan interdisiplin
Inter berarti antara, dan disiplin
maksunya adalah ilmu pengetahuan. Jadi interdisiplin adalah pengkajian yang
meliputi berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Interdisiplin
pendekatan akan terjadi bila sebuah objek sebuah displin ilmu didekati dengan
pendekatan disiplin ilmu lainnya, sebut saja gabungan pendekatan sosiologis dan
historis, atau sosiologis dengan psikologis. Jadi pendekatan interdisiplin
menekankan pada keterkaitan (linkages) dan keterhubungan (relationship) antar
berbagai disiplin.
Contoh masalah yang dipecahkan dengan
pendekatan interdisiplin:
Misalnya masalah lumpur di Sidoarjo bila
di pecahkan melalui rumpun ilmu-ilmu kealaman (IIK) maka menggunakan ilmu
Geologi, Vulkanologi, Pertambangan, fisika, kimia , arsitektur dan Geodesi.
Lalu akan ditemukan cara pemecahan masalah lumpur Sidoarjo secara tepat.
2. Pendekatan
multidisiplin
Pendekatan
Multidisipliner ialah pendekatan dalam pemecahan suatu maslah dengan
menggunakan berbagai sudut pandang banyak ilmu yang relevan. Menurut
Suryani,1986 pendekatan multidisiplin adalah suatu pendekatan dalam mengkaji
sesuatu dengan melibatkan beberapa disiplin ilmu secara sendiri.
Beberapa cabang ilmu
yang berdiri sendiri yang digunakan dalam mengkaji manusia, antara lain:
Psikologi è
hakikat makna dan perilaku manusia
Pendidikan è
upaya pengubahan perilaku manusia
Demografi è
populasi manusia
Biologi è
tubuh manusia
Sosiologi è
hakekat dan proses social para manusia
Antropologi è
kebudayaan manusia
Pendidikan è mempelajari masalah
yang berkaitan dengan belajar, pembelajaran, serta pembentukan karakter dan
moral
Contoh permasalahan
yang dapat dikaji menggunakan pendekatan multidisiplin: Masalah lumpur Sidoarjo
(Lapindo), penyelesaiaan masalahnya melalui berbagai disiplin ilmu mulai dari
Ekonomi, Psikologi, Geografi, Geologi, Pertambangan, Arsitektur, dll.
3. Beberapa Pengertian Tentang Hakikat Manusia
Untuk memahami hakekat manusia berturut-turut dibahas beberapa pengertian
berdasarkan pandangan berbagai agama, filsafat kuno maupun modern, terutama
menurut pandangan filsafat Pancasila, pandangan para pakar biologi, dan
psikologi.
a.
Kepustakaan hindu (Ciwa) menyatakan bahwa
“atman” manusia datang langsung dari
Tuhan (Bathara Ciwa) dan sekaligus menjadi penjelmaannya.
b.
Kepustaan agama Budha menggambarkan bahwa
manusia adalah mahluk samsara, merupakan wadah dari the absolute yang hidupnya penuh dengan kegelapan.
c.
Pendapat kaum pemikir kuno yang bercampur
dengan mistik menyatakan bahwa manusia adalah manifestasi yang paling komplit
dan paling sempurna dari Tuhan Yang Maha Esa, intisari dari semua mahluk yang
memiliki kecerdasan.
d.
Filosof Socrates menyatakan bahwa hakekat
manusia terletak pada budinya yang memungkinkan untuk menentukan kebenaran dan
kebaikan. Plato dan Aristoteles menyatakan hakikat manusia terletak pada
pikirnya.
e.
Tokoh Dunia Barat melanjutkan pendapat
Plato & Aristoteles tentang hakekat kebaikan manusia yang selanjutnya
bergeser ke pandangan humanistik yang menyatakan manusia mencakup segala
dimensinya.
i.
Spinoza berpandangan pantheistik
menyatakan hakekat manusia sama dengan Tuhan dan sama pula dengan hakekat alam
semesta.
ii.
Voltaire mengatakan hakekat manusia sangat
sulit untuk diketahui dan butuh waktu yang sangat panjang untuk
mengungkapkannya.
iii.
Notonagoro mengatakan manusia pada
hakekatnya adalah mahluk mono-dualis yang merupakan kesatuan dari jiwa dan raga
yg tak terpisahkan.
f.
Para ahli biologi memandang hakekat
manusia titik beratnya pada segi jasad, jasmani, atau wadag dengan segala
perkembangannya. Pandangan ini dipelopori oleh Darwin dengan teori evolusinya.
g.
Para ahli psikologi sebaliknya menyatakan
bahwa hakekat manusia adalah rohani, jiwa atau psikhe.
h.
Ahli teori konvergensi antara lain William
Stern berpendapat bahwa hakekat manusia merupakan perpaduan antara jasmani dan
rokhani.
i.
Pandangan dari segi agama, Islam, Kristen,
dan Katolik menolak pandangan hakekat manusia adalah jasmani dengan teori
evolusi. Hakekat manusia adalah paduan menyeluruh antara akal, emosi dan perbuatan. Dengan hati
dan akalnya manusia terus menerus mencari kebenaran dan dianugerahi status
sebagai khalifah Allah.
j.
Pancasila memandang hakekat manusia
memiliki sudut pandang yg monodualistik & monopluralistik, keselarasan,
keserasian, dan keseimbangan, integralistik, kebersamaan dan kekeluargaan.
Pada sumber lain dikatakan bahwa
hakekat manusia adalah sebagai berikut :
a.
Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat
menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b.
Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung
jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
c.
Makhluk yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang
positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d.
Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus
berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
e.
Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan
dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan
membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
f.
Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya
merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
g.
Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang
mengandung kemungkinan baik dan jahat.
h.
Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan
turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan
martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
4.
Manusia: Tinjauan Secara Evolusi
Pada
awal terbentuknya bumi, hanya terdapat mahluk tak hidup (abiotik) dan zarah
subatom, yang kemudian zarah subatom ini bereaksi secara alamiah menjadi
senyawa organik berupa protein sederhana (asam amino). Dari protein sederhana
inilah, munculah protoplasma, kemudian berkembang lagi menjadi organisme bersel
satu, hingga akhirnya terbentuk organisme yang struktur tubuhnya semakin lama
semakin kompleks, yaitu tumbuhan, hewan dan yang terakhir adalah manusia.
Dibandingkan
dengan komponen abiotik, tumbuhan dan hewan, manusia adalah mahluk yang paling
tidak teratur. Oleh karena itu, manusia mendapat dua perlakuan khusus :
1.
Mendapat peraturan khusus.
Manusia mendapat pedoman atau pegangan
yang digunakan untuk mengatur kehidupannya.
2.
Terlahir dalam kondisi yang tidak
berdaya.
Manusia tidak dibekali dengan kemampuan untuk
bertahan hidup. Namun, manusia dapat belajar dan berfikir.
Teori
evolusi berlaku pada seluruh mahluk hidup termasuk manusia. Evolusi manusia
mencakup tiga bagian, yaitu evolusi kemampuan intelektual, tingkah laku, serta
peradaban.
1.
Evolusi kemampuan intelektual
Evolusi ini ditandai
dengan ditemukannya berbagai fosil manusia purba yang merupakan pendukung dari
teori evolusi yang telah dipblikasikan. Perbedaan yang paling terlihat dari
berbagai temuan fosil mansuia purba adalh volume otaknya, yang semakin lama
semakin bertambah. Peningkatan volume otak menunjukkan bertambahnya tingkat
intelektualitas manusia.
2.
Evolusi tingkah laku
Evolusi tingkah laku
ditandai dengan munculnya teknologi. Kemampuan yang terbatas pada manusia
mendorong untuk mengembangkan teknologi yang dapat membuat manusia bertahan
pada berbagai kondisi.
3.
Evolusi peradaban,
Perkembangan kebuadayaan melalui tiga
tahap, yaitu pascafiguratif, kofiguratif dan prafiguratif.
a.
Pascafiguratif.
Yaitu peradaban tradisional . Pewarisan
kebudayaan berlangsung antara satu generasi ke generasi selanjutnya. dengan
proses imitating, yaitu meniru
generasi tua.
b.
Kofiguratif
Ditandai dengan munculnya institusi
pendidikan, sehinggga proses pewarisan kebudayaan bisa berlangsung antar
generasi dengan metode pendidikan, tidak hanya meniru.
c.
Prafiguratif
Pola kebudayaan yang belum mapan telah
berganti dengan budaya yang baru. Disebabkan oleh kecepatan perkembangan
teknologi., sehingga terjadi kesenjangan antar generasi dan ketidakstabilan
pembentukan budaya pada generasi berikutnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setiap mahasiswa Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK) perlu mengkaji tentang hakikat manusia. Pengkajian dalam
hakikat manusia dilakukan berbagai pendekatan hingga manusia
dapat dikaji dengan menggunakan berbagai disiplin ilmu. Yang dilakukan melalui pendekatan interdisiplin dan
multidisiplin. Dan banyak dari berbagai versi yang menyimpulkan beberapa
tentang pengertian hakikat manusia baik dari segi biologi, psikologi dan
beberapa pakar yang lain. Hakikat manusia yang mendapat tinjauan secara
evolusi. Evolusi manusia mencakup tiga bagian, yaitu evolusi
kemampuan intelektual, tingkah laku, serta peradaban.
DAFTAR PUSTAKA
Munib,
Achmad. 2009. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Unnes Press
http://suliyanto.guru-indonesia.net/artikel_detail-31570.html, diakses pada
tanggal 7 Maret 2013 pukul 11:00 WIB.
http://umaralhadid.blogspot.com/2011/05/hakekat-manusia-dalam-berbagai.html
diakses tgl 11 Maret 2013 pkl 10:44 WIB.
Blackjack and Roulette - DrMCD
ReplyDeleteRoulette, also called Blackjack, is 당진 출장샵 a table game played with six reels and four 강릉 출장샵 rows in 천안 출장샵 fixed-odds, a variation on 하남 출장마사지 the popular 부산광역 출장샵 French roulette. In this variant,