Monday, April 8, 2013

Pengantar Ilmu Pendidikan "Hakikat Manusia"


BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia. Manusia memiliki ciri khas yang secara prinsipiil berbeda dari hewan. Ciri khas manusia yang membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang di sebut sifat hakikat manusia. Disebut sifat hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Oleh karena itu, strategis jika pembahasan tentang hakikat manusia ditempatkan pada seluruh pengkajian tentang pendidikan, dengan harapan menjadi titik tolak bagi paparan selanjutnya. Untuk mencapai pengetahuan hakikat manusia tersebut maka akan dikemukakan materi yang meliputi : pengantar hakikat manusia, pendekatan, pengertian dan tinajuan hakikat manusia.

2.      Tujuan
Adapun tujuan menyusun makalah ini untuk mengetahui tentang pendekatan, pengertian, dan tinjauan Hakikat Manusia.





 
 
 
BAB II
HAKIKAT MANUSIA
1.      Pengantar
Setiap mahasiswa Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) perlu mengkaji tentang hakikat manusia. Ini merupakan tuntutan ilmiah dalam setiap pengkajian sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan. Dalam hal lain megkaji hakikat manusia juga dapat memantapkan rasio dan nurani para pengkaji akan pentingnya kajian tersebut. Ada tiga alasan dalam dunia pendidikan perlunya mengkaji hakikat manusia. Yang pertama adalah bahasan tentang hakikat manusia mengantar pengkajinya untuk memiliki hikmah mengenai manusia. Alasan yang kedua adalah tujuan institusional atau tujuan LPTK yang utama adalah melahirkan tenaga kependidikan dalam berbagai posisi (guru dan non guru). Yang mana manusia sebagai subjek dan objek dalam pendidikan. Menjadi subjek apabila sebagai pendidik, dan objek sebagai peserta didik. Alasan yang ketiga adalah pandangan calon tenaga kependidikan tentang konsep manusia menetukan bagaimana ia memperlakukan manusia lain dan ke mana manusia tersebut dibawa.

2.      Pendekatan Dalam Pengkajian Manusia
Secara sederhana ilmu adalah pengetahuan yang sudah tersusun, diklasifikasikan, diorganisasi, disistematisasi dan diinterprestasi yang menghasilkan kebenaran objektif yang sudah diuji dan dapat diuji ulang secara ilmiah (Astim Riyanto, 2000). Sementara pengetahuan adalah segala sesuatu atau hal yang diketahui melalui tangkapan pancaindera, rasio, firasat, intuisi dan pengetahuan sikap. Dan pendekatan dapat diartikan sebagai suatu titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran.
Dalam mengkaji manusia awalnya dilakukan dengan pendekatan monodisiplin. Pendekatan monodisiplin biasa disebut dengan pendekatan struktural. Pendekatan struktural adalah suatu model atau bentuk pendekatan yang hanya memperhatikan satu disiplin ilmu tanpa menghubungkan dengan struktur ilmu lain.
Seiring berjalannya waktu pengkajian manusia dengan menggunakan pendekatan monodisiplin dianggap kurang cocok karena pada dasarnya manusia itu adalah makhluk multidimensional. Manusia sebagai makhluk individu yang memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur psikis,  unsure jiwa dan raga. Akan tetapi manusia juga disebut dengan makhluk social karena dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat berdiri sendiri, pasti ia memerlukan bantuan sesame untuk memenuhi segala kebutuhan hidup. Selain itu dalam menjalankan kehidupannya, manusia pasti melakukan kegiatan interaksi social. Dimana interaksi social merupakan hubungan timbale balik yang saling mempengaruhi antar individu, kelompok social, dan masyarakat. Maka dari itu manusia dapat dikaji dengan menggunakan berbagai disiplin ilmu.
Dalam mengkaji manusia terdapat 2 pendekatan yang dapat digunakan yaitu:
1.      Pendekatan interdisiplin
Inter berarti antara, dan disiplin maksunya adalah ilmu pengetahuan. Jadi interdisiplin adalah pengkajian yang meliputi berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Interdisiplin pendekatan akan terjadi bila sebuah objek sebuah displin ilmu didekati dengan pendekatan disiplin ilmu lainnya, sebut saja gabungan pendekatan sosiologis dan historis, atau sosiologis dengan psikologis. Jadi pendekatan interdisiplin menekankan pada keterkaitan (linkages) dan keterhubungan (relationship) antar berbagai disiplin.
Contoh masalah yang dipecahkan dengan pendekatan interdisiplin:
Misalnya masalah lumpur di Sidoarjo bila di pecahkan melalui rumpun ilmu-ilmu kealaman (IIK) maka menggunakan ilmu Geologi, Vulkanologi, Pertambangan, fisika, kimia , arsitektur dan Geodesi. Lalu akan ditemukan cara pemecahan masalah lumpur Sidoarjo secara tepat.

2.      Pendekatan multidisiplin
Pendekatan Multidisipliner ialah pendekatan dalam pemecahan suatu maslah dengan menggunakan berbagai sudut pandang banyak ilmu yang relevan. Menurut Suryani,1986 pendekatan multidisiplin adalah suatu pendekatan dalam mengkaji sesuatu dengan melibatkan beberapa disiplin ilmu secara sendiri.
Beberapa cabang ilmu yang berdiri sendiri yang digunakan dalam mengkaji manusia, antara lain:
Psikologi   è hakikat makna dan perilaku manusia
Pendidikan            è upaya pengubahan perilaku manusia
Demografi è populasi manusia
Biologi      è tubuh manusia
Sosiologi   è hakekat dan proses social para manusia
Antropologi           è kebudayaan manusia
Pendidikan            è mempelajari masalah yang berkaitan dengan belajar, pembelajaran, serta pembentukan karakter dan moral
Contoh permasalahan yang dapat dikaji menggunakan pendekatan multidisiplin: Masalah lumpur Sidoarjo (Lapindo), penyelesaiaan masalahnya melalui berbagai disiplin ilmu mulai dari Ekonomi, Psikologi, Geografi, Geologi, Pertambangan, Arsitektur, dll.

3.      Beberapa Pengertian Tentang Hakikat Manusia
Untuk memahami hakekat manusia berturut-turut dibahas beberapa pengertian berdasarkan pandangan berbagai agama, filsafat kuno maupun modern, terutama menurut pandangan filsafat Pancasila, pandangan para pakar biologi, dan psikologi.
a.       Kepustakaan hindu (Ciwa) menyatakan bahwa “atman” manusia datang langsung dari Tuhan (Bathara Ciwa) dan sekaligus menjadi penjelmaannya.
b.      Kepustaan agama Budha menggambarkan bahwa manusia adalah mahluk samsara, merupakan wadah dari the absolute yang hidupnya penuh dengan kegelapan.
c.       Pendapat kaum pemikir kuno yang bercampur dengan mistik menyatakan bahwa manusia adalah manifestasi yang paling komplit dan paling sempurna dari Tuhan Yang Maha Esa, intisari dari semua mahluk yang memiliki kecerdasan.
d.      Filosof Socrates menyatakan bahwa hakekat manusia terletak pada budinya yang memungkinkan untuk menentukan kebenaran dan kebaikan. Plato dan Aristoteles menyatakan hakikat manusia terletak pada pikirnya.
e.       Tokoh Dunia Barat melanjutkan pendapat Plato & Aristoteles tentang hakekat kebaikan manusia yang selanjutnya bergeser ke pandangan humanistik yang menyatakan manusia mencakup segala dimensinya.
                                               i.            Spinoza berpandangan pantheistik menyatakan hakekat manusia sama dengan Tuhan dan sama pula dengan hakekat alam semesta.
                                             ii.            Voltaire mengatakan hakekat manusia sangat sulit untuk diketahui dan butuh waktu yang sangat panjang untuk mengungkapkannya.
                                           iii.            Notonagoro mengatakan manusia pada hakekatnya adalah mahluk mono-dualis yang merupakan kesatuan dari jiwa dan raga yg tak terpisahkan.
f.       Para ahli biologi memandang hakekat manusia titik beratnya pada segi jasad, jasmani, atau wadag dengan segala perkembangannya. Pandangan ini dipelopori oleh Darwin dengan teori evolusinya.
g.      Para ahli psikologi sebaliknya menyatakan bahwa hakekat manusia adalah rohani, jiwa atau psikhe.
h.      Ahli teori konvergensi antara lain William Stern berpendapat bahwa hakekat manusia merupakan perpaduan antara jasmani dan rokhani.
i.        Pandangan dari segi agama, Islam, Kristen, dan Katolik menolak pandangan hakekat manusia adalah jasmani dengan teori evolusi. Hakekat manusia adalah paduan menyeluruh  antara akal, emosi dan perbuatan. Dengan hati dan akalnya manusia terus menerus mencari kebenaran dan dianugerahi status sebagai khalifah Allah.
j.        Pancasila memandang hakekat manusia memiliki sudut pandang yg monodualistik & monopluralistik, keselarasan, keserasian, dan keseimbangan, integralistik, kebersamaan dan kekeluargaan.
Pada sumber lain dikatakan bahwa hakekat manusia adalah sebagai berikut :
a.       Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b.      Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
c.       Makhluk yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d.      Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
e.       Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
f.       Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
g.      Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
h.      Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.

4.      Manusia: Tinjauan Secara Evolusi
Pada awal terbentuknya bumi, hanya terdapat mahluk tak hidup (abiotik) dan zarah subatom, yang kemudian zarah subatom ini bereaksi secara alamiah menjadi senyawa organik berupa protein sederhana (asam amino). Dari protein sederhana inilah, munculah protoplasma, kemudian berkembang lagi menjadi organisme bersel satu, hingga akhirnya terbentuk organisme yang struktur tubuhnya semakin lama semakin kompleks, yaitu tumbuhan, hewan dan yang terakhir adalah manusia.
Dibandingkan dengan komponen abiotik, tumbuhan dan hewan, manusia adalah mahluk yang paling tidak teratur. Oleh karena itu, manusia mendapat dua perlakuan khusus :
1.      Mendapat peraturan khusus.
Manusia mendapat pedoman atau pegangan yang digunakan untuk mengatur kehidupannya.
2.      Terlahir dalam kondisi yang tidak berdaya.
Manusia tidak dibekali dengan kemampuan untuk bertahan hidup. Namun, manusia dapat belajar dan berfikir.
Teori evolusi berlaku pada seluruh mahluk hidup termasuk manusia. Evolusi manusia mencakup tiga bagian, yaitu evolusi kemampuan intelektual, tingkah laku, serta peradaban.
1.      Evolusi kemampuan intelektual
Evolusi ini ditandai dengan ditemukannya berbagai fosil manusia purba yang merupakan pendukung dari teori evolusi yang telah dipblikasikan. Perbedaan yang paling terlihat dari berbagai temuan fosil mansuia purba adalh volume otaknya, yang semakin lama semakin bertambah. Peningkatan volume otak menunjukkan bertambahnya tingkat intelektualitas manusia.
2.      Evolusi tingkah laku
Evolusi tingkah laku ditandai dengan munculnya teknologi. Kemampuan yang terbatas pada manusia mendorong untuk mengembangkan teknologi yang dapat membuat manusia bertahan pada berbagai kondisi.
3.      Evolusi peradaban,
Perkembangan kebuadayaan melalui tiga tahap, yaitu pascafiguratif, kofiguratif dan prafiguratif.
a.       Pascafiguratif.
Yaitu peradaban tradisional . Pewarisan kebudayaan berlangsung antara satu generasi ke generasi selanjutnya. dengan proses imitating, yaitu meniru generasi tua.
b.      Kofiguratif
Ditandai dengan munculnya institusi pendidikan, sehinggga proses pewarisan kebudayaan bisa berlangsung antar generasi dengan metode pendidikan, tidak hanya meniru.
c.       Prafiguratif
Pola kebudayaan yang belum mapan telah berganti dengan budaya yang baru. Disebabkan oleh kecepatan perkembangan teknologi., sehingga terjadi kesenjangan antar generasi dan ketidakstabilan pembentukan budaya pada generasi berikutnya.




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Setiap mahasiswa Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) perlu mengkaji tentang hakikat manusia. Pengkajian dalam hakikat manusia dilakukan berbagai pendekatan hingga manusia dapat dikaji dengan menggunakan berbagai disiplin ilmu. Yang dilakukan melalui pendekatan interdisiplin dan multidisiplin. Dan banyak dari berbagai versi yang menyimpulkan beberapa tentang pengertian hakikat manusia baik dari segi biologi, psikologi dan beberapa pakar yang lain. Hakikat manusia yang mendapat tinjauan secara evolusi. Evolusi manusia mencakup tiga bagian, yaitu evolusi kemampuan intelektual, tingkah laku, serta peradaban.





DAFTAR PUSTAKA
Munib, Achmad. 2009. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Unnes Press
http://suliyanto.guru-indonesia.net/artikel_detail-31570.html,  diakses pada tanggal 7 Maret 2013 pukul 11:00 WIB.
http://umaralhadid.blogspot.com/2011/05/hakekat-manusia-dalam-berbagai.html diakses tgl 11 Maret 2013 pkl 10:44 WIB.

1 comment:

  1. Blackjack and Roulette - DrMCD
    Roulette, also called Blackjack, is 당진 출장샵 a table game played with six reels and four 강릉 출장샵 rows in 천안 출장샵 fixed-odds, a variation on 하남 출장마사지 the popular 부산광역 출장샵 French roulette. In this variant,

    ReplyDelete